Pahlawan UMKM di Masa Sulit

“Jangan pernah patah semangat,”penutup dari Wakil Ketua MPR mengakhiri audiensi online bersama para sahabat UMKM dari komunitas terbesar Tangan Di Atas (TDA).

Akhir minggu lalu, Mbak Rerie (panggilan akrab Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR) mengajak diskusi perkembangan ekonomi bisnis saat ini di rumah dinas beliau jalan Denpasar 12. Sampai pada bab UMKM, tiba-tiba beliau berkata,”Aku minta tolong diarrange dengan teman-teman UMKM. Bisa dibantu, Rief?”

Seperti biasa kalau beliau yang minta pasti saya tidak kuasa menolak. Langsung terpikir sahabat saya, Donny Kris Puriyono, yang juga Presiden TDA. Chit-chat sebentar dengan beliau, dan TDA menyatakan siap hadir sekaligus merumuskan rekomendasi berdasar temuan mereka di lapangan. Tidak pakai lama, Mbak Rerie juga ingin segera jumpa rekan-rekan UMKM ini, dan senin lalu adalah waktu yang disepakati.

Pertemuan relatif lancar. Baik Presiden TDA maupun lebih dari 40 perwakilan daerah bercerita situasi yang ada. Saya cuma mendengar dan belajar.

Ada 3 kesimpulan pribadi saya : pertama, komunitas TDA ini bukan tipe UMKM atau pebisnis yang cengeng dan suka ‘ngempeng’ ke APBN atau penguasa. Mereka petarung sejati. Dalam pertemuan selama hampir 2 jam, tidak pernah mereka meminta bantuan tunai, logistik dan lainnya.

Kedua, mereka pahlawan tak nampak tetapi nyata kontribusinya pada republik ini. Ratusan ribu lapangan pekerjaan mereka buka. Belum lagi kaitannya dengan rantai pasok yang membuat bergairahnya ekonomi mikro. Belum lagi kontribusi pajak yang mereka setorkan ke kas negara.

Ketiga, komunitas ini kompak dan solid. Yang omset sudah besar membantu sukarela anggota yang masih kecil. Tutorial yang dibikin juga tidak “kaleng-kaleng” macem materi di kartu pra kerja, tapi lebih bernas, based on experience sehingga implementatif.

Tapi dampak pandemi ini memang dahsyat. Daya beli merosot. Banyak konglomerasi pun goyah dan hampir 90% UMKM dalam masalah. Pertumbuhan ekonomi menukik tajam dari kisaran 5% jatuh ke 2%.

Kawan-kawan UMKM hanya meminta pembebasan pajak agar bisa mempertahankan bisnis tidak bangkrut alias mati. Kemudahan dan hadirnya pelayanan perizinan bagi mereka karena saat ini pivot plan membuat mereka harus bermanuver menyentuh bisnis baru yang masih ada permintaan/daya belinya. Dan dukungan atas akses pasar.

Dari cerita kawan-kawan UMKM ini, saya pribadi melihat ada yang salah. Terkesan mereka berjibaku sendiri memikirkan nasib usaha, karyawan dan vendornya selama pandemi ini. Beberapa program pemerintah bahkan mereka tidak terinfo. Belum lagi urusan pajak dan perizinan. Sepertinya stimulus ratusan triliun ini hanya menjadi enak dibaca saja karena sama sekali tidak terasa bagi para sahabat UMKM. Saya menjadi gelisah sendiri.

Dan Mbak Rerie membaca gestur saya itu. Dia menyakinkan akan menyampaikan segala kesulitan ini langsung ke para pembuat kebijakan. Dan sepanjang pertemuan pun beliau sibuk menghubungi beberapa pihak.

“Negara harus hadir.”kata beliau pada saya.

https://www.liputan6.com/bisnis/read/4245158/wakil-ketua-mpr-berharap-pengusaha-umkm-bisa-segera-akses-bantuan-pemerintah

Author: Arief Adi Wibowo

Experience Business Executive, Lecturer at Universitas Indonesia (Communication Science/Media Management), Wakil Sekretaris Umum Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama/Ketua IKA Unair/Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s