Stafsus Millenial, Mundur Lebih Baik

Sebagian dari Stafsus Millenial ini mungkin menyesali keputusan mereka menerima ajakan istana sekarang. Bagi mereka, membangun bisnis yg dirintis sejak awal lebih penting. Valuasi perusahaan sudah besar, duit ada dan punya karyawan banyak untuk diurus. Istana adalah pusaran kekuasaan yang dingin dan tidak menarik bagi kebanyakan anak-anak muda brilian negeri ini. Dan mereka tahu, pergaulan di sana berbeda dengan pergaulan ala millenial yang asyik.

Tapi kabarnya, penguasa Istana menginginkan anak-anak muda ini sebagai mitra diskusi, membawa perspektif baru di dalam ruang kekuasaan. Saking seriusnya, sampai konon ada utusan yang hilir mudik berulangkali hingga merayu orangtua mereka.

Meyakinkan mereka tidak harus meninggalkan usaha mereka, karena Sang Bapak paham persis ‘nature’ start-up company sangat bergantung pendirinya (founders). Bahwa Beliau hanya butuh mereka memberi pendapat berbeda sekaligus simbol bahwa politik itu ramah bagi generasi mereka agar partisipasi generasi millenial dalam politik bangsa lebih meningkat lagi.

Stafsus tanpa wewenang publik sebagaimana perundangan, membuat mereka tidak perlu bersentuhan terlalu jauh. Terakhir adanya penunjukkan seorang mentor di samping anak-anak muda ini.

Saya yang awam bisa menakar kegalauan sebagaian anak muda ini akan seramnya wajah politik. Nama baik bisa lebur dalam sekejap, tidak cuma diri sendiri tapi usaha bahkan keluarga mereka. Dan ya itu tadi, politik sudah kadung nggak asyik bagi mereka.

Dan mereka ini merasa terpanggil. Dengan jaminan akan ada pegawai negeri senior khusus yang akan mengawal sekaligus mentoring perihal administrasi negara dan seluk beluk birokrasi serta perundangan. Ga tanggung-tanggung 3 orang senior ditempatkan mengawal para pemuda-pemudi ini.

Saya tidak mau masuk ke dalam ranah yang butuh penyelidikan lebih lanjut apakah memang ada pengaturan/penunjukan yang membuat kerugian negara seperti dalam beberapa kasus yang marak belakangan ini. Karena negara kita negara hukum. Saya tidak mau asal njeplak tuduh kiri-kanan.

Tapi saya kok mendukung ya kalau kalau para stafsus Millenial mengajukan pengunduran diri bersama daripada menjadi beban Presiden maupun beban psikologis diri mereka sendiri. Kembali ke habitat mereka lebih baik, mengembalikan keceriaan dan kesegaran idea. Usia mereka masih muda dan bisnis membutuhkan perhatian penuh untuk menjadi lebih besar lagi.

Biarlah politik diurus para politisi maupun pengamat saja. Sebab mereka lebih piawai urusan ini.

Author: Arief Adi Wibowo

Experience Business Executive, Lecturer at Universitas Indonesia (Communication Science/Media Management), Wakil Sekretaris Umum Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama/Ketua IKA Unair/Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s