(Renungan Tengah Malam)
Menyesal melewatkan tayangan ILC kemarin karena kesibukan. Tapi nyaman memirsanya. Begini kan enak, dialogis pendekatannya. Orangtua berbincang dengan anak-anaknya yang sedang kritis dan peduli ke bangsanya.
Adik Mahasiswa bertanya. Dan Prof Yasona sebagai wakil pemerintah serta Pak Arsul Sani sebagai wakil DPR menjawab. Saya sebagai penonton menjadi lega, banyak kekuatiran adek-adek mahasiswi saya tentang selangkangan milik negara, ngenthu dipidana ternyata ‘miss leading’ informasi belaka. Jujur Om juga ikut kuatir nih, Dek, untung berbaik-baik ama Istri, Orangtua dan anak 😋
Kekuatiran orangtua akan niat tulus anak-anaknya dibelokkan pihak yang memancing di air keruh, ditanggapi tangkas anak-anak kita. Moga tidak terjadi, dan mereka cukup cerdas menjaga diri. Untuk kerusakan fasum dan korban yang jatuh pun sudah ditegaskan,”ITU BUKAN KAMI.” Alhamdulillah 😇
Untuk para buzzer, sudahlah Jokowi yang mbok bela ga butuh segitunya kok. Hormati dengan kalimat baik ketulusan perjuangan mahasiswa kita. Tuh, Jokowi sendiri bilang,”dihapus saja pasal penghinaan pada kepala negara, saya biasa dihina. Tidak apa.” Saya pribadi setuju dihapus biar semua Presiden siap dihina rakyatnya. Dignity seorang Presiden ada pada kerendahhatian melayani rakyatnya.
Harapan saya, proses dialogis tidak berhenti di sini. Anak-anak kita dari STM/SMK yang demo hari ini pun layak diberi porsi yang sama. Kalau perlu lusa, anak SMP/SD demo pun harus diperlakukan dengan hormat. Meski aspirasinya lucu bagi kebanyakan orangtua seperti saya soal “nge**k dilarang atau perkosa istri sendiri dipenjara, tapi harus tetap didengarkan, Pak Ibu DPR. Karena itu njenengan disebut wakil rakyat 🙏
Terpisah untuk Prof Muladi, dan tim perumus RKUHP, matur sembah nuwun dari saya sebagai warga negara. Sumbangsih pemikiran, waktu dan tenaga selama 35 tahun lebih pasti akan tercatat dalam tinta emas bangsa ini. Cuma soal waktu untuk lebih lama saja bergumul pemikiran agar dapat mencari titik akhir terbaik merumuskan RKUHP sendiri. Lepas dari produk kolonial, yang di negerinya sendiri sudah tidak dipakai KUHP ini.
Alfatihah saya untuk almarhum Prof Soedarto (Undip), Prof Moeljatno (UGM), Prof Roeslan Saleh (UGM), Prof Oemar Seno Aji. Atas dedikasi keilmuan dan semangat nasionalisme menegakkan kedaulatan hukum di atas hukum produk Indonesia. Semangat panjang 74 tahun memimpikan KUHP produk pemikiran bangsa Indonesia sendiri.
Kita bukan terlahir sebagai bangsa INLANDER, Prof. Kita bangsa beradab yang sanggup menyelesaikan tantangan besar negeri ini. Insya Alloh 🙏