“Rief, Ada lowongan pekerjaan di Jakarta.” Begitu isi SMS pak rAM. Sontak saja aq terkejut karena pengirimnya adalah rAM. rAM sudah duduk di top management ketika aku baru belajar mengenal konsep manajemen pelayaran modern di entry level Meratus Group. Ia sudah punya pengalaman segudang di pelayaran&logistik, ketika aku baru belajar apa itu Bill of Lading ato shipping terminology.
“pak rAM pasti bercanda.”Balasku sambil mengenang betapa besarnya nama beliau di Tanjung Perak dulu.
“Serius. Saya mau resign dari Meratus.” Balas SMS rAM.
Akhirnya aku mengetahui alasan salah satu guruku di bidang transportasi dan logistik ini. Keluarga. Ya, keluarga. Keputusan yang harus diambil ketika mertua dan orang tua rAM sendiri yang sudah sepuh membutuhkan perawatan. Karena pengabdian sebagai anak, sang Istri mengurus keperluan orang tua mereka di Bandung. Demikian pula anak-anak rAM yang masih sekolah. Sementara itu, perusahaan belum juga merestui permintaan rAM untuk pindah ke Jakarta dalam posisi apapun.
Luar biasa. Ketika bertemu rAM pada sela-sela kesibukannya menawarkan diri ke beberapa perusahaan di Jakarta, ia masih menunjukkan keceriaan seperti biasa. Energi positifnya terpancar dalam tiap ucapannya. Meskipun, dia akui sendiri sampai saat itu belum ada pekerjaan untuknya.
“Apapun akan ku lakukan untuk keluargaku,Rief. Karena segala materi di dunia ini masih bisa dicari, tapi tidak cinta seorang anak,istri dan orang tua. Soal rezeki sudah ada yang mengatur…selama kita berusaha tidak akan putus rezeki pada kita” Begitu rAM menutup perjumpaan singkatku dengannya.
(Trims, Bos. Saat ini sampeyan bukan saja guru di bidang pelayaran, melainkan telah menancapkan pemahaman dengan contoh yang luar biasa tentang arti pengorbanan dan keluarga….)