Pada suatu masa/ketika detak jantung terasa begitu lambat/ketika desah napas tak lagi bebas/yang tertinggal adalah jalinan kenangan/kenangan betapa kita telah mengisi hidup/dengan kesia-siaan belaka/pada suatu masa/ketika mentari tak lagi berseri/dan semesta tak lagi menyapa/betapa angka-angka tak lagi bermakna/karena sejatinya kita adalah manusia/pada suatu masa….// (Sulaeman Sakib)
“Selamat atas terlewatkannya 30 tahun usiamu. Ada banyak hal yang masih harus dicapai. Dan selalu-lah ingat, bahwa usaha keras dan kepandaian tidak pernah berarti apa-apa tanpa disertai sikap santun dan ketaatan pada Allah. Memasuki 30 tahun, ku harap semakin kuat usahamu untuk mencapai kearifan. Lakukanlah dengan hati-hati, apapun yang kamu putuskan untuk dilakukan dalam hidup, termasuk kehidupan karirmu.” (Bapak tercinta)
“Selamat ulang tahun ya nak, jangan lupa untuk terus bersyukur.” (Mama tersayang)
Nasihat-nasihat di atas seakan melengkapi guyuran doa lewat sms, telpon maupun temu muka. Momen yang begitu indah, karena diiringi perasaan cinta dan kasih sayang. Sekaligus harapan-harapan yang begitu berat untuk dipikul oleh diri yang lemah ini……..
Jakarta, 31 Agustus 2006