Meredefinisi Model Bisnis TV Berita (Kasus CNN Indonesia)

​Dengan latar belakang karir di industri penyiaran khususnya bisnis pemberitaan, 2015 adalah awal dari sebuah perjalanan professional untuk meredefinisi tv berita. Lewat TVOne, pengalaman penting dalam Lativi menjadi stasiun berita FTA bernama TVOne (baca juga : Strategi Transformasi dan Repositioning Lativi menjadi TVOne). Dilanjutkan, pengalaman langka me-rejuvenate stasiun berita pioneer di industri media Indonesia dan proses turnaround dari stagnasi dari sisi pendapatan dan kepemirsaan (baca : Mempersiapkan Masa Depan Media Berita (Studi Kasus Metro TV). Kini perjalanan berlanjut, meredefinisi model bisnis TV Berita itu sendiri di lingkungan konglomerasi Transmedia.

Transmedia adalah konglomerasi media yang mapan. Memiliki 2 FTA general entertainment yang punya basis pemirsa kuat, di samping sebuah portal berita piooner dan terbesar di Indonesia bernama Detik.com. Dalam beberapa tahun belakangan, juga mulai mengembangkan platform tv berbayar dengan melakukan akuisisi mayoritas saham Telkomvision, yang kemudian berubah menjadi Transvision. Berkembangnya kelas menengah dalam postur demografi Indonesia membuat tumbuhnya permintaan terhadap konsumsi berita. Data Nielsen menunjukkan trend yang stabil dari pertumbuhan ini sejak 2012 dan mencapai puncaknya di tahun politik 2014 lalu. Sebagai konglomerasi besar, langkah memiliki media pemberitaan dalam portofolionya adalah sebuah keniscayaan industri.

Platform : Dilema Masa Transisi Analog ke Digital

Dapat dikatakan jika masa-masa seperti sekarang adalah masa paling menyebalkan dalam bisnis media penyiaran. Apalagi bila bukan tarik ulur transisi analog ke digital, ketidakjelasan kapan cut-off analog ke digital sudah barang pasti menaikkan ketidakpastian dalam bisnis itu sendiri.


Di mulai dari digugatnya peraturan menteri (permen) kominfo no.11 tahun 2011 oleh sekelompok asosiasi dan berakhir dengan keputusan MA untuk mencabut permen tersebut. Untuk tetap menjamin terlaksananya implementasi TV Digital, dengan investasi pembangunan infrastruktur oleh operator multipleksing, pemerintah menerbitkan permen kominfo no.32 tahun 2013.
Di satu sisi, digitalisasi adalah sebuah keniscayaan. Di samping teknologi televisi analog sudah memasuki fase diskontinu, pemerintah memiliki kepentingan untuk melakukan efisiensi frekuensi dengan teknologi digital ini. Seperti diketahui industri penyiaran tv FTA memakan pada spektrum 700 MHz, dengan digitalisasi, maka pemerintah dapat mengalihkan spektrum untuk kepentingan internet cepat dan kepentingan nasional lainnya.
Ketidakpastian yang tinggi ini menjadi konsiderasi penting dalam penentuan model bisnis TV Berita ke depan. Akuisisi stasiun tv FTA analog yang ada jelas harus bertaruh dengan kemungkinan besar tidak akan mencapai break event point saat cut-off analog terjadi. Maka perlu dicari sebuah model distribusi baru memanfaatkan asset media dalam portofolio Transmedia.

CNN Indonesia : TV – Digital – Media Sosial

Strategi yang dipilih berdasarkan berbagai pertimbangan bisnis adalah strategi programming simulcasting konten yang nantinya dipasok dari kantor berita baru milik Transmedia. Kalkulasi berdasarkan tren saat ini dalam konsumsi konten berita, didapatkan fakta bahwa dua tv berita terbesar (TVOne dan Metro TV) menguasai hampir 12% market upper dalam proporsi socio economic classification (SEC Nielsen). Angka ini relative kecil dibandingkan konten entertainment lainnya (drama maupun film). Dengan kata lain, secara programming dengan situasi sekarang, kehati-hatian melakukan slotting terhadap konten berita harus memperhatikan unsur kepemirsaan dan skala bisnis agar dapat menguntungkan platform induk.

Hasil studi di atas didapatkan kesesuaian antara platform Trans TV dan Trans 7 terhadap konten berita, dengan prediksi market share di angka 23% saat terjadi cross programming/simulcast di dalam dua platform tersebut. Angka ini terbukti saat simulcast beberapa special event seperti gerhana matahari total.

Di luar simulcast, untuk menampung kantor berita baru tersebut, maka platform sebagai kendaraan utama yang dapat menampung 24 jam output adalah paytv. Beberapa pertimbangan yang diambil berdasarkan tren pertumbuhan pemirsa kanal berita yang solid dari tahun ke tahun. Bahkan di 2015 kedua stasiun berita utama ini sudah mencapai bagian dari papan atas kanal di platform tv berbayar seperti grafik di bawah ini.

Media digital dan media sosial merupakan faktor penguat terhadap resonansi dan penciptaan reaksi yang menjadi dimensi penting dalam sebuah produk pemberitaan. CNN Indonesia berada dalam environment yang tepat, mengingat dalam portofolio asset Transmedia terdapat sokongan portal terbesar detik.com dan social media asset dengan lebih dari 42 juta follower di berbagai bentuk platform media sosial. Diferensiasi dilakukan untuk membedakan produk media digital CNN Indonesia dengan detik.com itu sendiri. Kecepatan updating berita adalah positioning detik.com, sedang in-depth reporting dengan analisis tajam menjadi positioning CNNIndonesia.com.

Pekerjaan menghitung nilai keekonomian dan besaran kepemirsaan merupakan faktor penting dalam meredefinisi model bisnis tv berita baru ini. Sebuah model “audience creator” didisain untuk merangkum analisa keekonomian dan kepemirsaan seperti grafis di bawah ini :

Brand Value & Standard Practices

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana format kantor berita baru ini. Format ini akan menentukan nilai proporsisi di market yang sudah dihuni oleh 2 kanal utama FTA Metro TV dan TVOne, dan Berita Satu di pay TV. Sebelum menjawab hal tersebut, riset panjang dilakukan untuk mencari bentuk format dengan melakukan benchmarking baik di market dalam negeri dan luar negeri.

Format kantor berita baru ini juga harus bisa menjadi pengobat “pain” pemirsa selama pertarungan dua tahun politik lalu, di mana tv-tv berita menjadi bagian dari alat kampanye kekuatan politik yang ada. Menjadi pain reliever adalah bagian dari nilai proposisi yang harus dibangun. Berdasarkan studi internal Transmedia, ada 3 faktor utama pemirsa mengonsumsi media berita secara berurutan : trustworthy (82%), aktualitas berita (71%), dan kecepatan berita (70%).

Pencarian yang dilakukan oleh tim business development beserta tim redaksi menemukan bahwa brand value terbaik untuk market berita dimiliki merek CNN. Kerjasama dengan CNN tidak saja secara tepat dapat melakukan co-branding dengan kekuatan brand value CNN, namun di sisi lain, secara cepat mengadopsi standard & practices-nya.

Standard & practices (S&P) ini menjamin tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap output produksi berita, di dalamnya mengatur mulai dari etika hingga mekanisme/flow kerja redaksi. S&P ini sendiri hasil olah pengalaman empirik redaksi CNN Internasional dalam menjalankan bisnis berita mereka selama bertahun-tahun. Demikian kerjasama strategik ini menjadi penting nilainya.

Model Bisnis

Perbedaan mendasar model bisnis CNN Indonesia adalah pada model audience creator-nya. Ada beberapa implikasi yang mengubah cara memonetizing audience tersebut yang membedakan benar dengan stasiun berita lainnya. Secara mendalam akan dibahas dalam  di tulisan mendatang. Namun salah satunya adalah menjadi tidak relevannya TV Commercial (TVC) dengan format loose spot dalam model bisnis ini. Karena backbone utama kanal 24 jam ada pada platform pay tv, di mana pemirsa “berkorban” dengan membayarkan subscriber fee maka rusuhnya layar karena TVC akan berbuntut pada tidak kompetitifnya channel.

Story telling adalah kalimat sederhana yang memformulasikan model beriklan baru, yang di awal tahun 2016 disebut dengan produk Native+. Format mirip sebuah filler. Pemirsa paham benar kalau ini merupakan sebuah iklan, tapi mereka menikmati pula sebagai sebuah tayangan. Dan hal ini sungguh tidak mudah, butuh perubahan mindset media services yang mampu memandang sebuah produk komersial juga mampu dibingkai dengan sangat newsy namun juga sangat sinematografi yang mengedepankan kenyamanan visual baknya sebuah iklan komersial.

Hal terakhir untuk menutup tulisan pendek ini adalah efisiensi. Terjemahannya adalah, CNN Indonesia secara bisnis hanya akan feasible jika menjadi efisien. Fungsi pemberitaan harian seperti news gathering disentralisasi sehingga bisa memasok semua platform dalam satu nilai proses. Bahasa mudahnya, bikin materi dasarnya satu, lalu dicetak sesuai karakteristik platform masing-masing untuk kemudian didistribusikan. Platform FTA maupun paytv akan mendapatkan cost of acquisition yang murah, dan bagi CNN Indonesia sebagai content provider, biaya operating menjadi tercover.

(Tulisan ini didedikasikan untuk keluarga CNN Indonesia yg sy banggakan : Dani Kempitz dan tim Gen Y promo media services CNN Indonesia yg militan dan kreatif. Frederick Jebada, anak muda labuan bajo yg cerdas dan kadang lucu, dan young gun d marketing strategic. Arief Octovian aka Ipad beserta anak muda berbakat menjaga programming-traffic-scheduling dan bantu jd mata telinga utk pantau pertumbuhan viewer. Metty petarung dlm urusan duit dengan anak-anak sales yg pengalamannya jauh lbh mumpuni dari umurnya).

Author: Arief Adi Wibowo

Experience Business Executive, Lecturer at Universitas Indonesia (Communication Science/Media Management), Wakil Sekretaris Umum Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama/Ketua IKA Unair/Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia.

2 thoughts on “Meredefinisi Model Bisnis TV Berita (Kasus CNN Indonesia)

Leave a comment